IIUM Nurse Bloggers

Ex-IIUM Matric

Kebun Ilmu

Ustaz's note

Ayat-Ayat Cinta

"dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya”
[Al-Baqarah 2: 216]

Sahabat Blogger IIUM

Mardhtillah Matlubi

~ I wish I could make people smile and make them know how beautiful life is. Just a plain me, seeking His bless worldly and hereafter.~

Total Pageviews

Wahai Rasulullah...

Ingin ku susuri denai hidup mu, ya Rasulullah
Izinkan aku mencintai mu
Izinkan aku merinduimu

Selawat dan Salam yang setinggi-tingginya ke atas mu
Wahai Kekasih Allah..

Sembang Hikmah

~Demi Masa~

"Demi Masa..Sesungguhnya manusia itu berada di dalam kerugian..Melainkan orang-orang yang beriman dan beramal soleh..dan berpesan-pesan dengan kebenaran dan berpesan-pesan dengan kesabaran" Berapa banyak lagi masa yang bersisa untuk kita??
Powered by Blogger.

Monday, November 29, 2010

CSSS ~ 2 weeks completed

1 comment:
Alhamdulillah..Praise be to Allah for HIS Kindness and Mercy


After finishing week by week in Recovery Area and Dayward, today is also my finishing day in CSSS (Central Sterile Supply Service) officially , hehehe, I was actually unofficially released 3 days ago by staff nurse in charge there..


Here,for the first few days, again I was struggling exercising my tiny cutie hand nerves and muscles during packing soft dressing (e.g, Plain gauze, Raytex gauze, abdominal gauze). I felt like hand-numb after while, ye la, doing packing thingy non-stop, to improvise pack shape, to write down sterile and expiry date with marker, all manually ya..That's why I do thankful for this experience, for at least I can experience the feeling of staffs in CSSS and people working at manufacturing  factory as well..


Then, I was exposed to sets of instrument that usually used in OT. If to be counted, there are more than hundred sets kept in CSSS but their usage will of course be according to need and requirement.


Haaa, here you are, Hafizah...Let's get doing with those instrument with lots lots lots of people name which are 'pelik-pelik' one (semua orang nak bubuh nama kat instrument ni kenapa eh??) Huhuh, quite challenging but really interesting..


Allis Thom artery forcep
Bryant forcep
Mc Indo forcep
Gillies forcep
Kocher artery forcep
Mayo scissor
 Metzenbaum scissor
Iris scissor
Kilner scissor

That is just forceps and scissors part....


Sean Miller Retractor
Langenback retractor
Doyen retractor....
haa, guess what this Doyen is used for?



Ohhh, just cant list down everything here..There are more numbers of instrument to be memorised...Being placed in CSSS is a very good planning strategy for beginners like me. Oh, actually nobody will force you to memorize everything, it is you yourself who determine whether you wanna remember it or just past through the placement period just like that...For real, it is not surely that we gonna use all those instrument during our period, sooner or later, but I just do wanna appreciate what I have today, the Knowledge, as much as I can..


Instead of self-forcing, I gained among my most valuable lessons in life from CSSS..They are lessons of life..



Be In Other's Shoes

CSSS is just a small area to do everything about supplying people in hospital sterile items. Not only arranging  and packing, yet they do all sort of works to the extent of making tampon by themselves..I am sooo impressed with them. May Allah bless those people who do the noble work behind the noble jobs of delivering healthcare.

They do washing, heating, auto-claving, packing, and many things to state here, just four or five of them sometimes. There are so much workload but they still wanna make a cheerful environment to reduce and avoid tension while working, and I was happy when I was with them.


When people are so keen to teach you yet you already know the things, and they are from lower level of education from you,  and they treat you like you know nothing and they know everything...What Say You? What You Really Gonna Feel?


hohoho, I can bet for sure every of us have gone through this situation..So, what are normally our responses? There is no doubt that, there will be uneasiness feeling towards the way they treat us,  but kena la cepat-cepat chase it away, do self-persuading, they are just like us, we are all the same, we are never better than them. There are things that they know more than us, then why not we try obtain as much as possible and give what we have as much as we could. The peaceful feeling will suddenly fill the emptiness left by uneasy feeling right now.


Do always remind ourselves, working life is everything without boundaries, nothing without control.

Nobody will supervise you all the time to keep telling you what is wrong what is not, do this dont do that, a big NO-NO for that...YOU are the one who will bring yourself, who control the environment around you, who can influence people surround you. All you need is your FAITH in working Lillahi Taala, the purpose and the aim of working is BRIGHT and CLEAR, if not you will end up one day with job dissatisfaction and frustration and tiring mind and body all the years. Even if we dont get what we want, it never mean we cant give the best of us, it never mean we can stop learning and start giving up. God knows the BESTEST we ever thought.


wherever whenever whatever........Allah always got something for us.



fiey ahmad
let people dont know what really happen inside..=)

Thursday, November 25, 2010

Mungkin Diam itu lebih Bermakna

2 comments:



Diam itu juga BAHASA....


Bahasa yang difahami penciptanya sendiri atau mungkin juga tidak......


Diam punya SERIBU makna....


tersilap faham tersalah terima, bukan SALAH sesiapa..
Mungkin saja takdirnya begitu


Kerana mungkin DIAM ITU LEBIH BERMAKNA


Saturday, November 20, 2010

Kita kan Sepasukan

3 comments:
Semalam saya ditugaskan di Recovery Area lagi untuk menolong permanent staff di situ untuk hari yang agak hectic semalam. Seperti biasa tugasan di RR ini bermula agak lambat kerana RR hanya akan berfungsi dan bermula selepas surgery bermula, maka ianya lebih kurang dalam pukul 9pagi. Sementara menunggu waktu itu, saya dan seorang lagi staf baru memulakan daily routine checking untuk ECG machine dan juga defibrillator.

Dalam waktu yang kelapangan itu, in charge di bahagian kaunter @patient hold kadang-kala meminta bantuan untuk menerima patient daripada ward kerana pastinya di bahagian kaunter amatlah sibuk ketika ini untuk mengatur perjalanan jadual pembedahan pada hari itu. Menerima panggilan yang bertali arus, membuat panggilan kepada surgeons dan anaesthetist yang pasti juga ketat dan penuh jadualnya, membuatkan mereka terkadang terlewat untuk menerima patient. Oleh itu, tolong menolong itu amatlah penting di kala begini walaupun terkadang ada juga pesanan yang kurang senang daripada  RR in charge staf.

"Kalau patient datang, awak tak yah ambil. Tu kerja orang depan, bukan kerja kita..Biar diorang buat kerja mereka. Kalau asyik kita yang buat kerja diorang nanti diorang tak buat kerja la"

'Hurmm, tak salah kan kalu kita saling tolong-menolong sebab kita kan satu team. Lagipun bukannya kita tengah busy buat kerja pun masa tu' getus hati saya.

Mungkin kali pertama dan kedua saya akur dengan pesanan itu, tapi bukan untuk kali yang seterusnya, sebab kita punya otak yang boleh merasionalkan perbuatan kita dengan sebaiknya. Kita punya otak dan iman yang semestinya mengarah kita untuk sentiasa berbuat baik kerana akan sentiasa ada janji Allah bahawa setiap yang baik akan dibalas dengan kebaikan. Dan bukankah dengan saling tolong-menolong kita akan mewujudkan lebih banyak bunga-bunga keharmonian dan mencantas pucuk-pucuk kebencian dan ketegangan dalam kerjaya berpasukan ini.


Di dalam OT ini, unit-unit kecil seperti Recovery Room, Dayward, CSSS, Patient Hold@Counter, dan juga OT secara fizikalnya dibina secara strategiknya untuk menjalankan fungsi masing-masing sebagai elemen-elemen sebuah Operation Theatre yang baik, namun hubungan hati yang kurang baik antara tenaga kerja manusia akan menggagalkan semua itu. Ini kerana sumber manusia ini merupakan nadi penggerak operasinya. Namun, tak banyak hati yang menyedari akan hakikat ini. Penyakit-penyakit hati seperti 'kau-kau, aku-aku' dan lain-lain begitu hebat memusnahkan hubungan sesama teman sekerja dan meningkatkan lagi tensi ketika bekerja.


Di dalam OT sendiri sangat banyak memerlukan tenaga kerja sepasukan, secara fizikal dan juga hubungan hati. Surgeon, Anest, Scrub nurse, Circulating nurse, GA nurse, dan General Worker, kita semua saling memerlukan untuk satu-satu surgey itu berjalan lancar. Bukankah lebih baik jika masing-masing menjalankan tugasan masing-masing dan menghulur bantuan di ketika diperlukan. Tapi matahari tak selalu cerah, langit tak selalu indah, kadang-kadang ada juga pincangnya kan. Namun, jika semangat berpasukan dan tidak berkira itu tinggi, masalah itu pasti nampak kecil dan senang saja diselesaikan. Buang ke tepi sikit rasa tak puas hati, rasa nak marah tolak jauh-jauh, fokus pada kerja dan patient pasti senang aja kaki dan tangan mengikut arahan HATI yang sihat dan tenang.


"huhhhh, aku malas laaa nak tolong budak nih, banyak kerja tak siap ni, padan muka dia, siapa suruh tak reti nak tolong orang sebelum ni..!", bentak seorang nurse pada teammate dia dengan wajah mencuka. Kenangan berposting di hospital kerajaan masih segar sekali di ingatan..

'bukan ke kalau kita berlapang sikit dada masa tu, tolong-tolong sikit, hati kita akan jadi lebih tenang dan tak sakit-sakit..Lain kali mana tahu orang lain pula tolong kita..What you give, you get back'



Feel free to lend your hand..Always step forward when people need help..Be happy when assisting people..Dont hope the return form people, but always do with Lillahi Taala, He will grant you beyond you ever think sometimes. Remember, the more we help, the more we see and listen, the more we learn, the more we adapt



fiey ahmad
learn to be an adaptive teammate

Thursday, November 18, 2010

Ayuh berkongsi Ilmu

No comments:

Kahwin

"Hai tak tidur-tidur lagi?"

Terkejut, Munirah berpaling.

"Mama ni, buat terkejut orang aje. Tak boleh nak lenalah mama. Banyak hal yang belum selesai".

"Ala… Bukan nak kenduri esok. Dua bulan lagi. Tidurlah. Esok nak kerja. Nanti lena pulak depan pelajar", nasihat ibunya dengan lembut.

"Oklah. Mama tidur dulu. Sekejap lagi Irah tidur".

Rahimah berlalu meninggalkan Munirah terkebil-kebil menatap potpuri yang masih di tangannya. Walaupun masih ada masa dua bulan untuk menyempurnakan persiapan perkahwinannya, namun Munirah cukup cemas. Dia tidak mahu kendurinya nanti ada sebarang kekurangan atau cacat cela yang bakal mengundang umpat keji saudara mara. Dia perlu menjaga statusnya sebagai seorang pensyarah.

Munirah terkenangkan bakal tunangnya, Razak yang kini sedang berkursus di Selatan tanahair. Dia telah menjalinkan hubungan dengan Razak sejak di tahun pertama waktu sama-sama menuntut di sebuah universiti yang sama. Hanya setelah masing-masing tamat pengajian dan memulakan karier, barulah mereka mengambil kata sepakat untuk mendirikan rumahtangga. Setelah bertahun-tahun berhubungan, Munirah yakin dia telah cukup mengenali hati budi Razak. Baginya Razaklah lelaki yang sesuai dijadikan suami kerana sikapnya yang sangat bertanggungjawab dan penyayang. Munirah membayangkan hari-hari depan yang indah setelah diijabkabulkan nanti.

Munirah dan Razak bercadang untuk berbulan madu di Bali. Mereka juga telah membeli sebuah rumah sebagai persediaan untuk hidup bersama sebaik sahaja mengikat tali pertunangan. Masing-masing bersetuju untuk menimang 4 orang cahayamata sahaja. Takut kalau ramai sangat anak, tidak mampu pula untuk biayai pelajaran mereka. Maklumlah era siber ni, semuanya memerlukan duit. Itulah perancangan akal cetek mereka. Terlupa bahawa perancangan Tuhan mengatasi perancangan manusia.

Sejak bertunang setahun yang lalu, Munirah mula membuat persiapan perkahwinan secara berdikit-dikit. Hampir setiap hari dia membelek majalah yang memaparkan pakaian pengantin, gubahan hantaran, contoh rekaan pelamin serta serba mak nenek yang berkait dengan kenduri kahwin mengikut trend semasa. Melalui temannya yang bercuti ke luar negara, dia mengirimkan beberapa barangan berjenama untuk dijadikan hantaran. Setiap hujung minggu pula dia menjelajah dari satu butik ke satu butik untuk mencari pakaian yang sesuai untuk majlis berkenaan.

"Ala, sekali seumur hidup. Lagipun kan Irah anak bongsu mama. Lepas ni dah tak payah buat kenduri kahwin lagi. Apa salahnya berhabis-habisan untuk kenduri Irah ni", jawab Munirah bila ditegur ibunya.
Janganlah bayangkan kahwin tu pada yang indah-indah dan romantik saja. Nanti akan ada ujiannya, akan ada pahit yang terpaksa ditelan.

Rahmah bukan tidak bersetuju dengan perancangan Munirah untuk mengadakan kenduri besar-besaran. Memang dia berkemampuan pun. Cuma hatinya masih sedih mengenangkan perkahwinan kakak Munirah, Salasiah 5 tahun yang lalu. Waktu itu kendurinya memang besar. Jadi sebutan orang. Bagaimanapun, rumahtangga yang dibina hanya bertahan selama dua tahun. Selepas mendapat anak seorang, mereka bercerai dan masing-masing membawa haluan sendiri.

Kini dialah yang membela anak mereka. Bukan dia keberatan untuk membela cucu sulungnya itu, Cuma hatinya pedih bila mengenangkan nasib budak itu yang kehilangan kasih ibu bapa. Manakala ibu dan bapanya ingin hidup bebas dan enjoy-enjoy macam orang bujang. Kerana itulah bila mengingatkan perkahwinan Munirah, dia mendoakan agar Munirah tidak menerima nasib yang sama.

Rahimah menganggap apa yang berlaku kepada Salasiah adalah kerana kesalahannya juga. Memang Rahimah pening kepala memikirkan anak-anak perempuannya yang enggan memberi sepenuh komitmen pada rumahtangga. Masing-masing hendak jadi macam orang Barat yang mahu berumahtangga tetapi tidak mahu memikul amanah dan tanggungjawabnya. Tidak seperti orang dulu-dulu.

Rahimah terkenang, dia dulu kahwin atas pilihan orang tua. Bila bergelar isteri, seluruh hidupnya diabadikan untuk suami dan keluarga. Orang dulu-dulu jarang nak bercerai-berai. Orang sekarang, bercinta bertahun-tahun tetapi bila kahwin, sekejap sahaja sudah bercerai. Tak serasilah, sudah tidak sehaluanlah. Padahal masa hendak kahwin, masing-masing rasakan itulah pasangan paling tepat untuk dunia Akhirat.

Mungkin salah Rahimah juga kerana gagal mendidik anak-anaknya dengan baik sehingga masing-masing mahu membentuk rumahtangga mengikut selera sendiri. Agama dan adat, semuanya ditolak ke tepi. Itulah yang berlaku kepada kebanyakan pasangan yang berkahwin hari ini. Sebab itu fail perceraian bertimbun-timbun di pejabat-pejabat agama.
Rumahtangga itu ibarat bahtera yang berlayar di tengah lautan. Waktu tenang, mudahlah, tapi bila lautan bergelora, dilanda ribut, memang tak mungkin bahtera itu dapat diselamatkan kalau tidak dikemudi dengan iman dan taqwa.

Inilah yang tidak mampu Rahimah sampaikan kepada anak-anaknya kerana dia sendiri bukan mendalam sangat pengetahuan agamanya. Cuma dulu, waktu arwah Pak Adam masih hidup, Rahimah mampu jadi isteri yang taat kerana memang begitu asuhan orang tuanya. Taatnya pada suami bukan bertitik tolak dari iman. Rahimah tahu, kalau dia cuba syarahkan tentang rumahtangga yang baik, pasti anak-anaknya akan berhujah kembali untuk mempertahankan pendapat dan pendirian mereka. Akhirnya yang terdaya dilakukan hanyalah berdoa untuk kebahagiaan mereka dunia Akhirat.  

Rumahtangga itu ibarat bahtera yang belayar di tengah lautan. Waktu tenang, mudahlah, tapi bila lautan bergelora, dilanda ribut, memang tak mungkin bahtera itu dapat diselamatkan kalau tidak dikemudi dengan iman dan taqwa.

Pada suatu petang Munirah pulang dari kampus dengan wajah ceria. Rahimah yang menyambutnya di pintu, tertanya-tanya kerana selalunya Munirah akan tiba di rumah dengan wajah letih, tidak bermaya.

"Ada berita baik ke? Semacam aje senyum tu".

"Memang ada berita baik. Kak Sarah call tadi. Dia balik bercuti sebulan. Bolehlah minta tolong dia siapkan hantaran".

"Dia balik seorang ke?" Terbayang wajah anak saudaranya yang telah bertahun-tahun di luar negara.

"Balik satu family. Cuti musim panas. Tapi tak sempat tengok Irah bersanding sebab awal bulan depan, dia balik ke UK semula".

"Lama tak jumpa Sarah. Macam mana rupa anak dia agaknya. Maklumlah, kahwin dengan orang putih".

"Tentulah cute. Tapi anak Irah nanti lagi cantik sebab Razak muka macam mamak, Irah pulak macam Cina", jawab Munirah bersahaja sambil berlenggang ke biliknya.

Rahimah hanya tergelak kecil. Macam-macam angan-angan Munirah.

Hari minggu, Sarah muncul di rumah Rahimah bersama suami dan anaknya. Penmpilannya cukup mengejutkan Munirah. Dulu sewaktu meninggalkan tanahair untuk menyambung pengajiannya, sepupunya itu lebih selesa berseluar jeans dan berkemeja. Adakalanya dia gemar juga menampilkan imej yang agak seksi. Bagaimanapun hari ni dia muncul dengan berjubah dan bertudung labuh. Suaminya, Abu Bakar bin Abdullah pula berseri-seri dengan kopiah di kepala. Satu pemandangan yang agak aneh buat Munirah. Sangka Munirah, setelah bertahun-tahun di London. Sarah tentu lebih akan tampil lebih elegant dengan fesyen terkini dari kota fesyen itu.

"Assalamualaikum. Apa khabar pengantin kita?" sapa Sarah sambil bersalaman dan memeluk Munirah.

"Waalaikumussalam. Insya-Allah OK", jawab Munirah dengan sedikit rasa kekok. Rahimah terus mengambil anak Sarah dari dukungan Abu Bakar.

"Comelnya cucu, Tok Tam".

Abu Bakar yang dari tadi hanya tersenyum, menghulurkan ole-ole dari Kota London. Raimah menyambut dengan senyuman. Hatinya cukup tertarik dengan wajah bersih Abu Bakar.

"Dah lama kamu masuk Islam?" tanya Rahimah dengan nada ingin tahu.

"Dah hampir sepuluh tahun", jawab Abu Bakar dengan bahasa Melayu berslanga.

"Eh, boleh cakap Melayu, kamu. Mak Tam tak pernah lagi jumpa Mat Salleh boleh cakap Melayu".

Sarah dan Abu Bakar tertawa.

"Untunglah kamu dapat kahwin dengan Mat Salleh. Dapat duduk luar negeri. Dapat anak comel".

Kata-kata Rahimah sedikit sebanyak mengundang rasa cemburu di hati Munirah.

"Saya beruntung sebab dapat Mat Sallah yang soleh, Mak Tam. Itu lagi penting. Saya memang malu dengan dia ni sebab dia yang banyak bimbing saya untuk beramal dengan Islam. Mak Tam bukan tak kenal Sarah dulu-dulu. Teruk".

"Memang untung kalau dapat suami soleh. Suami tu, pemimpin rumahtangga. Kalau suami soleh, selamatlah rumahtangga", luah Rahimah sambil fikirannya terbayangkan wajah Salasiah. Terlupa dia pada Munirah yang sedari tadi hanya diam membisu.

Selang beberapa hari selepas itu, Munirah mengajak Sarah shopping di KL. Dia inginkan pendapat Sarah tentang pakaian yang hendak ditempah untuk malam akad nikah. Seingat Munirah, 'taste' Sarah memang bagus.

"Masa Sarah kahwin kat UK dulu, siapa yang uruskan persiapan kahwin?" tanya Munirah waktu membelek-belek beberapa pasang baju kurung moden bersulam di sebuah butik.

"Kami kahwin ala kadar sahaja. Yang wajib akad nikahnya. Kenduri pun kawan-kawan yang tolong. Masak sikit-sikit, lepas tu makanlah sama-sama".

"Tak glamourlah gitu. Kahwin kan sekali seumur hidup", tingkah Munirah dengan dahi 
berkerut.

"Mana Munirah tau kahwin tu sekali seumur hidup? Jodoh, ajal maut, kan di tangan Tuhan. Entah-entah esok lusa, suami mati. Tak kan tak kahwin lain. Tak pun macam Kak Salasiah. Dah bercerai. Dengar kata, dah dapat calon suami baru. Nanti nak kahwin lagi untuk kali kedua", jawab Sarah dengan lembut sambil matanya turut memerhatikan sulaman yang cantik pada baju kurung yang dipegang Munirah.

"Tapi, ini kan kali pertama Irah kahwin. Kenalah buat semeriah mungkin", balas Munirah. "Ah, perut pun dan berkeroncong ni. Jom kita makan dulu".

Sarah menurut tanpa banyak soal. Sewaktu makan dia cuba untuk memberi panduan kepada Munirah dalam menempuh alam baru.

"Sarah nak tanya pada Irah satu soalan. Apa tujuan Irah kahwin?"

"Aiik! Soalan cepu emas ke ni? Anyway, bagi Irah, kahwin itu adalah untuk menghalalkan perhubungan antara seorang lelaki dan wanita. Betul tak? One more thing, memang fitrah manusia itu ingin dikasihi dan mengasihi. Sebab itu Allah ciptakan Hawa untuk Nabi Adam, right?" balas Munirah penuh yakin.

"Itu saja matlamat perkahwinan?"

"What else?"

"Kalau sekadar nak lepaskan naluri seks, buat apa sampai nak berkenduri kendara besar-besaran. Tak berbaloilah macam tu".

"So what?"

"Sebenarnya tujuan perkahwinan itu sangat besar. Niat awal kahwin itu sangat penting untuk menjamin lahirnya satu rumahtangga yang diberkati Tuhan. Nanti perjalanan rumahtangga tu, akan dibantu. Tuhan akan pelihara rumahtangga kita sampai rumahtangga tu boleh jadi syurga dunia sebelum Allah beri Syurga di Akhirat".

"Tak sangka pulak engineer boleh jadi ustazah".

"Bukan begitu. Islam itu untuk semua orang dan ia mesti jadi panduan setiap orang", balas Sarah tersenyum. "Sebelum Irah melangkah ke alam perkahwinan, eloklah Sarah bagi peringatan dulu. Janganlah bayangkan kahwin tu pada yang indah-indah dan romantik-romantik saja. Nanti akan ada ujiannya, akan ada pahit yang terpaksa ditelan. Kalau tak buat persediaan yang tepat, memang rumahtangga tak akan boleh bertahan lama. Rumahtangga boleh jadi neraka tau!"

Munirah menyedut minuman dari gelasnya. Masuk jugak dalam fikirannya kata-kata Sarah itu. Cukuplah apa yang dialami oleh kakaknya Salasiah menjadi bukti kebenaran kata-kata Sarah itu.

"Irah tau tak, dalam Islam kahwin itu matlamatnya besar dan mulia. Betullah cakap Irah tadi. Nak halalkan hubungan antara lelaki dan perempuan. Itu memang antara tujuan perkahwinan, supaya kita tak terjebak dengan zina. Selain itu, ada lagi yang tidak kurang pentingnya. Kita kena niat kahwin untuk lahirkan generasi Islam seterusnya. Zuriat kita tu adalah aset untuk Islam. Lagipun Rasulullah suka umat yang ramai".

"Tapi rasa-rasanya mak bapak kita dulu tak adalah pasang niat macam tu, tapi, tapi kita lahir pun, tetap jadi orang Islam".

"Islam setakat pada nama, apa ertinya? Sedangkan pada peribadinya langsung tak melambangkan peribadi mukmin. Kita tengok sekarang macam mana masyarakat kita. Macam-macam masalah sosial. Kronik betul. Muda lagi dah terlibat dengan dadah, seks bebas, jenayah, sampai budak 12 tahun pun dah pandai rogol dan bunuh orang. Itu bukan aset agama namanya. Puncanya dari rumahtangga yang rosaklah tu. Kes-kes sumbang mahram tu. Tahu tak apa puncanya tu? Something wrong masa akad nikahnya atau semasa proses perkahwinan tu. Mungkin sebelum kahwin mak ayahnya dah bergaul bebas, dah biasa buat maksiat. Memang rosaklah keturunan selepas itu".

Munirah termenung. Kegembiraan untuk menjadi pengantin baru seperti terganggu. Sebelum ini fantasinya hanya yang indah-indah, terutama apabila membayangkan keindahan berbulan madu. Tapi rupa-rupanya banyak lagi persoalan yang menunggu di hadapan.
"Macam tu ke?"

"Iya. Kalau kita rancang perkahwinan dengan betul mengikut apa yang Islam gariskan dan kita jaga supaya setiap step ke arah perkahwinan itu sesuai sepertimana yang Tuhan kehendaki, insya-Allah, rumahtangga kita akan berjaya. Bayangkan kita dapat lahirkan anak-anak yang soleh dan solehah. Bukan sahaja anak-anak tu boleh bantu kita di Akhirat, di dunia lagi anak-anak tu akan jadi manusia yang berjasa pada agama, bangsa dan negara. Anak-anak kita boleh menjadi manusia-manusia yang akan membangunkan empayar Islam".

"Tingginya angan-angan".

"Ini bukan angan-angan tapi cita-cita. Kan Islam pernah menguasai tiga suku dunia. Islam diperjuangkan oleh peribadi-peribadi hebat yang lahir hasil didikan Rasulullah. Sekarang kita simpanlah niat dan cita-cita untuk mengulangi sejarah tu".

"Irah tak layaklah nak buat kerja besar macam tu".

"Memanglah kita ni tak layak. Tapi kita niatlah nak lahirkan peribadi-peribadi yang layak melalui perkahwinan kita kerana nak dapat keredhaan Tuhan. Sampai bila hidup kita nak terus terjajah dengan budaya bukan Islam yang sekarang terbukti sangat merosakkan dan merugikan kita. Kalau setakat rugi di dunia, tak apalah. Rugi di Akhirat, siapa nak tolong?"
"Salah ke cara Irah buat persiapan kahwin ni?"

"Tak salah. Tapi ini cuma persiapan lahir. Tak payahlah sampai membazir. Yang lebih penting, tambah ilmu agama sebagai persediaan. Baiki diri, betulkan sembahyang. Kuatkan hubungan dengan Tuhan. Kalau hati sentiasa berhubung dengan Tuhan, apa-apa problem pun kita boleh atasi. Especially bab nak taat suami. Bukan mudah tau. Lagilah kalau kita rasa kita lebih pandai dari dia. Nanti mulalah nak tunjuk 'power'.Dalam setiap hal kita akan challenge dia. Habislah rumahtangga kalau isteri pun nak jadi ketua. Dalam rumahtangga ada seni-seninya. Itupun nak kena belajar".

"Sarah ni menakutkan Irahlah. Rasa macam kahwin itu suatu yang complicated sangat".

"Bukan niat nak takutkan Irah. Tapi nak Irah bersedia untuk menerima realiti perkahwinan tu. Sementara ada peluang. Nak kahwin pun perlu ada persiapan yang cukup. Bukan setakat pandai masak, pandai bersolek dan hias rumah. Duit atau cinta tak akan mencukupi. Bekal yang paling utama, iman".

"Sempat ke nak dapat iman tu? Masa tinggal dua bulan lagi".

Sambil tersenyum, Sarah menepu-nepuk lengan Munirah.

"Insya-Allah. Tahu tak orang dulu-dulu, sebulan sebelum kahwin, memang kena berkurung, sebab nak dapat seri muka. Sekarang, Irah buatlah perkara yang sama. Masa dua bulan ni, manfaatkan untuk tingkatkan ilmu Islam, untuk dapat iman. Insya-Allah, nanti Razak akan rasa kahwin dengan Irah ni seolah-olah dia dapat permata berharga. Berbaloilah hantaran lapan ribu ringgit yang dia terpaksa beri tu".

Munirah tersenyum. Sedikit sebanyak, cakap-cakap Sarah itu memberinya satu persepsi baru tentang perkahwinan. Dalam hati dia menyimpan niat untuk menimba ilmu daripada Sarah sementara Sarah masih ada di tanahair. Mudah-mudahan rumahtangga yang akan dibinanya itu lebih bermakna lagi. ~mkdh~

Tuesday, November 16, 2010

Gunung Merapi..Lagi ingatan daripada Allah

No comments:
Bermula daripada letupan yang pertama pada tarikh 25 Oktober baru-baru ini, kejadian bencana alam ini belum lagi mengejutkan saya sehinggalah kisah ini berlarutan selama 3 minggu hingga ke hari ini. Meskipun aktiviti letusan Merapi itu makin mereda, namun, kesannya cukup-cukup menyayat hati.

Pada mulanya, saya ingatkan letusan itu hanyalah sekadar letusan biasa kerana saya tahu Gunung Merapi yang terletak di Jogjakarta, Indonesia itu merupakan sebuah gunung berapi hidup tak aktif. Tetapi setelah membaca dan meneliti gambar-gambar daripada artikel-artikel di internet, terasa tersekat nafas terhenti jantung...Teruk sampai macam tu sekali..Allah..Allah..Mengucap panjang sambil menahan air mata saya..


Saya teramat terkejut dan terkesan kerana saya pada mulanya teringat bahawa pernah ke puncak Merapi itu suatu ketika dahulu menyertai ekspidisi mendaki gunung itu sekita April 2009.Rupa-rupanya, ini gunung Merapi yang berbeza. Ekspidisi saya ke Padang, Indonesia dan bencana ini di Jogjakarta..Tapi masi juga meruntun jiwa


Tapi ini sedikit perkongsian daripda laman web Boston.com..




Kita tak tahu bila kan terjadi pengakhiran buat kita, bagaimana pengakhiran kita....Semoga kita berakhir dengan iman pada Allah masih bersisa di hati..


Untuk kembali dan pulang kepadaNya sebagai hamba yang teramat memerlukan belas ihsan kasih sayangnya..





fiey ahmad
berharap untuk husnul khaotimah

Monday, November 15, 2010

Salam Eidul Adha

No comments:
Salam Wukuf Arafah....

Perhimpunan sebilangan kecil umat manusia di dunia ini cukup menggambarkan sebahagian kecil gambaran himpunan manusia seluruh alam seluruh zaman di Padang Mahsyar kelak..


Kita semakin menghampiri waktu itu bukan..Sedikit masa lagi cuma belum diketahui setepatnya bila..Harus semakin bersedia..


Sebilangan umat di lokasi lain di bumi yang sama mungkin telah lama merasakan kiamat itu, dek peperangan yang tiada kesudahan, bencana alam yang kian mengganas. Semua itu urusan Allah, kita hamba sewajibnya bersedia untuk taat dan laksana perintah ALLAH..



Mencari taqwa di sebalik Hari Raya Qurban.
Sebagai bekalan kecil untuk ketemu Tuhan





fiey ahmad
doaku semua baik2 aja dalam dakapan kasih sayang Allah

Thursday, November 11, 2010

OT Environment

No comments:
Oohh, I already start feeling exhausted. A bit exhausted lately. Maybe due to non-stop going here and there, moving here and there 24 hours 7days a week..Everyday is a fast moving day. Too many to tell, lots to share. Even I am tiring, I just keep enjoying these moments while I can still do so.


My 4th week almost comes to its end. I am progressing quite well in adapting myself to the environment (motivating statement, hihi), and I just figure out that they are tremendous outnumbered in-OT procedures and instruments to learn soon before I can go for scrubbing. So, these 2 weeks I keep my eye on the OT lists, procedures commonly done in each day, surgeons and their preferences (everyone got their own style and necessities tau), set of instrument usually used and moresss.


Enough with that first. Let me share a bit about an Operating Room setting.

The People

1. Surgeon (it can be more than one surgeon at a time, but, at my place usually only one surgeon operating each procedure, unless two procedure from 2 different diciplines are needed. According to condition of patients and their needs)


2. Scrub nurse : It can be one or two or more, depending how big the operations are. Scrub nurse means anyone who scrub into the operation field assisting the surgeon. They can be nurses or so-called Theatre Trained Technician (TTT) here in Ampang Puteri. If they are alone, they are called scrub nurse commonly, if they are more than one, they must be an assisting nurse (next to the surgeon) and intruments nurse (the one who take care of the intruments).


3. Anaesthetist : A doctor who is fully in charge in putting patient under general anaesthesia and monitoring patient till they are awake.



4. GA nurse : Nurse who is in charge in helping anaesthetist in handling and monitoring patient. They are more with the GA machine, induction drugs, and documenting patient time-to-time condition.


5. Circulating nurse @ Runner: Person who is not scrub into and in charge in helping surgeon and scrub nurse outside the sterile operation area. Here, circulating nurse is in charge on Peri-operative Care Plan (PCP) intraoperatively and also highly responsible on the charges of the procedure inside the OT.

6. General Worker : Staff in charge in non-nursing works, usually they are man because we need most of the time their strength to move, transfer, position patient and also handling heavy equipment there.


The environment.

1. OT table : high-tech table specially designed for any type of operations, any type of positionings. Placed in the middle of OR under the two big huge  lights.


2. GA machine: It is usually located at the end of OT table. It is equipped with Ventilator, O2 supplier, inductin drug machine, CO2 analyser, ECG monitoring, Spo2 monitoring.


3. Supplement trolley: Anything needed for extra request will be on the trolley. Basically OR have 2 of them, one for GA supplements, and the other is for surgical procedure.



Haaa, story too much isn't sufficient to help you imagine the real condition. You'll get the real picture by steepign inside the OT and my info might be useful then. (oohh, later, I'll ask sister wether I can take pics in OT or not)




All right, dears. That is all for now. I am writing with half eye-opened state. Hope you'll get some benefit from this entry, whether you soon will be posted to the OT or you are the one who is on the OT table, this might reduce a bit your nervouseness, hopefully..Hehee..

Then, till we meet again..


fiey ahmad
wanna write other than OT thingy next time

Tuesday, November 9, 2010

A blessing day..

2 comments:









Those are a part of the majlis..I just didnt expect it to be that so-called 'meriah', yet I was happy and everybody was happy.. =)




Hopefully, with the du'as and warm wishes from family members and fellow friends, Allah's blessing will always follow our steps in seeking Allah's redha..


fiey ahmad
I do miss my parents

Monday, November 1, 2010

A week in Day ward

No comments:

Day ward..

Day ward is a part of the OT, where patients are admitted for a day during working hour for minor surgery purposes. They are so-called day-inpatients as in Government Hospital patients will go through Surgical Out-Patient Department (SOPD) for the same purposes.

Here, we have 9 comfortable beds arranged pleasantly in front of staff nurse’s station and equipped with wash room near to them. Typically, minor procedures are sorted already by days to ease patients, specialists and nurses as well due to application of specification here.

Tuesday and Friday is for General,  Paediatric, minor Gynaecology cases, such as Incision & Drainage (I&D), Lumpectomy, EUM Ear, Dilatation & Currettage (D&C), and many more. Monday is commonly for Orthopaedics cases such as Autologous Condition Plasma (ACP), where plasma is extracted from the patient’s own centrifuged blood, then injected back into patient’s joint area.?? This procedure is done at the patients’ bed under local anaesthesia (LA). Patients can walk away home right after the procedure when LA effect disappears.  Another procedure are Pulse Radio frequency,invasive procedure for pain management purpose, where nerve that is stimulated to restore its initial state by introducing radio frequency on the nerve. 

Wednesday is an Eye day, most of opthalmologic cases will be scheduled on this day. The most glamour eyes procedure are Phaco + IOL (Phacoemulsification and intraocular lense implant), and ECCE (ExtraCapsular Cataract Extraction). Patient undergoing these need to admit early in the morning due to requirement of pupil dilatation that take quite some time pre-procedure..

All these mentioned procedure are just a part of them. Mainly in Day Ward, documenting and paper thingy are the most significant skill there, starting from admission to discharging patients.



Then, here I did learn something as well..


Even it is a very small thing on the eyes of other people who are at par with us, it might be deeply significant to patients.. There is where Allah spots and writes down our 'points', pre-requisitely with truest niyyah..And it is not very easily done and keep it maintained, therefore, revision is always a necessary.


fiey ahmad
already in OR